Sunday, July 31, 2011

RENUNGAN DI AMBANG RAMADHAN

Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dari Salman Radhiallahu 'anhu, katanya: Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam berkhutbah di hadapan kami pada hari terakhir daripada bulan Sya'ban. Beliau bersabda:
"Wahai manusia, sesungguhnya kamu dinaungi oleh bulan yang sentiasa besar lagi penuh keberkatan, iaitu bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasaNya suatu fardhu dan qiyam di malam harinya suatu tatawwu'(sunat). Barangsiapa mendekatkan dirinya kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di bulan yang lain. Dan barangsiapa yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan Ramadhan maka samalah dia dengan orang yang mengerjakan 70 fardhu di bulan yang lain. Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedang sabar itu pahalanya adalah syurga. Ramadhan itu adalah bulan memberikan pertolongan dan bulan Allah memberi rezeki kepada para mukmin di dalamnya. Barangsiapa memberi makanan berbuka di dalamnya kepada seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dya dari neraka. Orang yang memberikan makanan berbuka puasa, baginya pahala seperti pahala orang yang mengerjakan puasa itu, tanpa dikurangkan sedikitpun."

Para Sahabat berkata: "Ya Rasulullah, tidaklah kami semua memiliki makanan berbuka puasa itu untuk orang yang berpuasa?!".

Maka bersabda Nabi Sallallahu 'alaihi Wasallam: "Allah memberikan pahala itu kepada orang yang memberikan sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu. Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya keampunan dan pengakhirannya merdeka dari api neraka. Barangsiapa meringankan beban daripada hamba sahaya (pembantu-pembantu rumah), nescaya Allah akan mengampuni dosanya dan memerdekakannya daripada api neraka. Oleh itu perbanyakkanlah empat perkara di dalam bulan Ramadhan. Dua perkara untuk menyenangkan Tuhanmu dan dua perkara lagi untuk kamu sangat menghajatinya. Dua perkara yang kamu lakukan untuk menyenangkan Allah ialah mengakui dengan sesungguhnya bahawa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah dan memohon keampunan kepadaNya. Dua perkara lagi yang kamu sangat memerlukannya ialah memohon syurga dan berlindung daripada neraka. Barangsiapa yang memberi minum kepada orang yang berpuasa, nescaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam itu dengan suatu minuman yang dia tiada merasakan dahaga lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam syurga" (At-Targhib, jld.II, 217-218)

KESIMPULAN

Ayat dan hadith-hadith tersebut di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa dalam mengamalkan shaum Ramadhan kita perlu melaksanakan adab-adab seperti :

1. Berbuka apabila sudah masuk waktu Maghrib. (dalil : 6). Sunnah berbuka adalah sbb :
a. Disegerakan yakni sebelum melaksanakan solat Maghrib dengan makanan yang ringan seperti kurma, air saja, setelah itu baru melaksanakan solat. (dalil : 2,3 dan 4)
b. Tetapi apabila makan malam sudah dihidangkan, maka terus dimakan, jangan solat dahulu. (dalil : 6)
c. Setelah berbuka berdo'a dengan do'a sbb : Ertinya : Telah hilang rasa haus, dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap wujud insya Allah. (dalil : 5)

2. Makan sahur. (dalil : 7 dan 8). Adab-adab sahur:
a. Dilambatkan sampai akhir malam mendekati Subuh. (dalil 9 dan 10)
b. Apabila pada tengah makan atau minum sahur lalu mendengar adzan Subuh, maka sahur boleh diteruskan sampai selesai, tidak perlu dihentikan di tengah sahur kerana sudah masuk waktu Subuh. (dalil 11 dan 12) * Imsak tidak ada sunnahnya dan tidak pernah diamalkan pada zaman sahabat maupun tabi'in.

3. Lebih bersifat dermawan (banyak memberi, banyak bersedeqah, banyak menolong) dan banyak membaca al-Qur'an (dalil : 13)

4. Menegakkan solat malam / solat Tarawih dengan berjama'ah. Dan solat Tarawih ini lebih digiatkan lagi pada sepuluh malam terakhir (20 hb. sampai akhir Ramadhan). (dalil : 14,15 dan 16). Cara solat Tarawih adalah:
a. Dengan berjama'ah. (dalil : 19)
b. Tidak lebih dari sebelas raka'at yakni salam tiap dua raka'at dikerjakan empat kali, atau salam tiap empat raka'at dikerjakan dua kali dan ditutup dengan witir tiga raka'at. (dalil : 17)
c. Dibuka dengan dua raka'at yang ringan. (dalil : 18)
d. Bacaan dalam witir : Raka'at pertama : Sabihisma Rabbika. Raka'at kedua : Qul yaa ayyuhal kafirun. Raka'at ketiga : Qulhuwallahu ahad. (dalil : 21)
e. Membaca do'a qunut dalam solat witir. (dalil 22)

5. Berusaha menepati lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir, terutama pada malam-malam ganjil. Bila dirasakan menepati lailatul qadar hendaklah lebih giat beribadah dan membaca : Ya Allah Engkaulah Pengampun, suka kepada keampunan maka ampunilah aku. (dalil : 25 dan 26)

6. Mengerjakan i'tikaf pada sepuluh malam terakhir. (dalil : 27). Cara i'tikaf :
a. Setelah solat Subuh lalu masuk ke tempat i'tikaf di masjid. (dalil 28)
b. Tidak keluar dari tempat i'tikaf kecuali ada keperluan yang mendesak. (dalil : 29)
c. Tidak mencampuri istri semasa i'tikaf. (dalil : 30)

7. Mengerjakan umrah. (dalil : 33 dan 34)

8. Menjauhi perkataan dan perbuatan keji dan menjauhi pertengkaran. (dalil : 31 dan 32)

Khutbah Rasulullah SAW Dalam Menyambut Bulan Ramadhan Yang Penuh Berkat

Wahai manusia
Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah
dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah.
Bulan yang paling mulia di sisi Allah.
Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama.
Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama.
Jam demi jamnya adalah jam-jam paling utama.
Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi
tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya.
Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih,
tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah.
Bermohonlah kepada Allah Rabb-mu
dengan niat yang tulus dan hati yang suci
agar Allah membimbingmu untuk
melakukan puasa dan membaca Kitab-Nya.
Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah
di bulan yang agung ini.

Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu,
kelaparan dan kehausan di hari kiamat.
Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin.
Muliakanlah orang-orang tuamu,
sayangilah yang muda,
sambungkanlah tali persaudaraanmu,
jaga lidahmu, tahan pandanganmu
dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu
dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya.

Kasihilah anak yatim
niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.
Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu.
Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa
pada waktu-waktu shalatmu
karena itulah saat-saat yang paling utama
ketika Allah 'Azza wa Jallaa
memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih.
Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya,
menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya
dan mengabulkan mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia !
Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu
maka bebaskanlah dengan istighfar.
Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)mu
maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah
Allah Ta'ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya
bahwa Dia tidak akan mengazab
orang-orang yang shalat dan sujud,
dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka
pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al 'alamin.

Wahai manusia !
Barangsiapa diantaramu memberi buka
kepada orang-orang mu`minin yang berpuasa di bulan ini
maka di sisi Allah nilainya sama dengan
membebaskan seorang budak
dan ia diberi ampunan atas dosa-dosanya yang lalu.

(Sahabat-sahabat bertanya, "Ya, Rasulullah! Tidaklah kami
semua mampu berbuat demikian".

Rasulullah meneruskan:

Jagalah dirimu dari api neraka
walaupun hanya dengan sebiji kurma.
Jagalah dirimu dari api neraka
walaupun hanya dengan seteguk air.

Wahai manusia

Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini
ia akan berhasil melewati sirat
pada hari ketika kaki-kaki tergelincir.
siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang
yang dimiliki tangan kanannya
(pegawai atau pembantu) di bulan ini,
Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari Kiamat.
Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini,
Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan- Nya.

Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini,
Allah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturrahim) di bulan ini,
Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barangsiapa melakukan solat sunat di bulan ini,
Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka.

Barangsiapa melakukan solat fardlu
baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardlu di bulan yang lain.

Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini,
Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan.

Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat al Quran, ganjarannya sama
seperti mengkhatam al Quran pada bulan- bulan yang lain.

Wahai manusia !
Sesungguhnya pintu-pintu syurga dibukakan bagimu maka mintalah kepada
Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu.
Pintu-pintu neraka tertutup maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan
pernah dibukakan bagimu.

Setan-setan terbelenggu maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.
Amirul Mukminin karamallahu wajha berkata,

"Aku berdiri dan berkata, ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini ?"

Jawab Nabi' "Ya Abal Hasan ! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga
diri dari apa yang diharamkan Allah..

Alhamdulillaahi rabbal 'aalamiin.

Saturday, July 30, 2011

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SISTEM EJAAN RUMI BAHASA MELAYU

Ejaan bahasa Melayu mempunyai tradisi tersendiri yang lebih lama daripada tulisan Rumi atau Jawi. Sebelum kedatangan Islam ke Kepulauan Asia Tenggara, bahasa Melayu telah pun mempunyai tradisi tulisan iaitu tulisan Kawi, Batak, Lampung dan Rencong telah digunakan oleh masyarakat Melayu di Kepulauan Nusantara. Melayu.Bahasa Melayu terus berkembang sebagai lingua franca yang masyhur dan dianggap sebagai bahasa Islam yang kedua. (Syed Naquib Al-Atas: 1972)
Potensi yang ada pada bahasa Melayu kemudiannya telah dihidu oleh para sarjana Barat, lalu mereka berusaha menyusun perkataan-perkataan Melayu dalam bentuk lebih praktikal. Antara yang paling terkenal ialah Antonio Pigafetta, seorang pelayar Itali yang berjaya belayar bersama Ferdinand Magellan mengelilingi dunia. Mereka telah menyusun 426 daftar kata Itali-Melayu.
Seterusnya para pengembara mahupun orientalis Eropah cuba mentransliterasikan ejaan Jawi ke ejaan Rumi menggunakan huruf-huruf Latin. Huruf Latin yang mula-mula digunakan untuk menulis bahasa Melayu ditemui dalam senarai pelayaran Pigafetta dari Itali pada tahun 1522. Bermula dalam abad ke-16 itu, bahasa Melayu terus ditulis dengan huruf Rumi oleh pedagang, pengembara, penjelajah dan juga sarjana dari Eropah.
Ejaan Rumi pertama wujud di alam Melayu dengan menggunakan aksara Rumi ialah sistem ejaan yang diperkenalkan oleh Van Ophuysen, seorang pentadbir Belanda pada tahun 1901. Sistem ini mempunyai 32 aksara dan berdasarkan sistem ejaan yang digunakan dalam bahasa Belanda.
Pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, usaha menulis bahasa Melayu dengan menggunakan huruf rumi telah dijalankan oleh beberapa orang sarjana Eropah secara perseorangan. Mereka menjalankan kajian terhadap tatabahasa Melayu. Usaha menggalakkan penggunaan bahasa Melayu dalam masyarakat dan sekolah dipelopori oleh Pakatan Belajar-Mengajar Pengetahuan Bahasa (PBMPB) yang ditubuhkan di Johor pada 1888, ia diteruskan oleh Maktab Perguruan Perempuan Melaka (1900).
Usaha tersebut diperkembangkan lagi dengan penubuhan Maktab Perguruan Sultan Idris (SITC), Tanjung Malim pada tahun 1922. Maktab ini berperanan penting dalam perkembangan sistem ejaan bahasa Melayu. Atas kebijaksanaan Za'ba, Maktab Perguruan Sultan Idris telah memulakan sistem ejaan baru yang dipanggil Sistem Ejaan Sekolah atau dikenali juga sebagai Sistem Ejaan Za'ba.
Pada bulan September 1966, delegasi kebudayaan dari Indonesia di bawah pimpinan Kolonel Wahju Sukatjo mengunjungi Dewan Bahasa dan Pustaka serta mengesyorkan kepada kerajaan masing-masing supaya Ejaan Malindo (1959) dilaksanakan. Begitu juga dengan istilah, bahawa istilah-istilah bahasa Melayu dan bahasa Indonesia diselaraskan.
Pada 23 Mei 1972, satu kenyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia melaksanakan sistem ejaan baru itu. Sistem ejaan tersebut diisytiharkan secara rasmi serentak di kedua-dua negara pada 16 Ogos 1972.

Akhlak & Moral

AKHLAK DAN MORAL
1. AKHLAK
Definisi Akhlak
Mengikut Kamus Dewan terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka, mentakrifkan akhlak sebagai budi pekerti, kelakuan, watak, pengetahuan berkaitan kelakuan dan tingkah laku manusia dan sebagainya sama ada baik atau jahat.
Manakala perkataan akhlak menurut Bahasa ialah: Perkataan akhlak berasal daripada perkataan (al-akhlaaku) iaitu kata jama’ daripada perkataan (al- khuluqu) bererti tabiat,kelakuan, perangai, tingkahlaku, matuah, adat kebiasaan, malah ia juga bereti agama itu sendiri.. Perkataan (al-khulq) ini di dalam Al- Quran hanya terdapat pada dua tempat sahaja, antaranya ialah:
Dan bahawa sesungguhnya engkau (Muhammad) mempunyai akhlak yang
amat mulia. (Al-Qalam:4).
Sementara perkataan (al-khalqu) bererti kejadian, ciptaan, dan juga bermaksud kejadian yang indah dan baik. Apabila dirujuk kepada kejadian manusia, ia bermaksud struktur tubuh yang badannya yang indah dan seimbang. Jika dirujuk kepada kejadian alam semesta, ia juga membawa erti kejadian atau ciptaan yang indah, tersusun rapi, menurut undang-undang yang tepat. Di dalam Al-Quran terdapat 52 perkataan (Al-khalqu) yang merujuk kepada kejadian manusia, alam sarwajagat dan lain-lain kejadian. Antara lain firman Allah subhaanahu wa taaala:
“Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam, bahtera yang belayar di laut membawa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia menghidupkan bumi sesudah matinya (kering), dan dia sebarkan di bumi itu segala jenis haiwan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih penggantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang beraqal. (Iaitu) orang-orang yang mengingati Allah sambil berdiri dan duduk atau dalam keadaan baring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (lantas berkata): Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia- sia, Maha suci Engkau maka peliharalah kami daripada siksaan neraka”. (Ali- Imran:190).
Manakala pengertian akhlak dari segi istilah pula ialah sifat yang tertanam di dalam diri yang dapat mengeluarkan sesuatu perbuatan dengan senang dan mudah tanpa pemikiran, penelitian dan paksaan. Ibn Miskawaih, ahli falsafah Islam yang terkenal mentakrifkan akhlak itu sebagaikeadaan jiwa yang mendorong ke arah melahirkan perbuatan tanpa pemikiran dan penelitian.
Imam Ghazali RadiAllahuanhu mengatakan: akhlak ialah suatu keadaan yang tertanam di dalam jiwa yang menampilkan perbuatan-perbuatan dengan senang tanpa memerlukan pemikiran dan penelitian. Apabila perbuatan yang terkeluar itu baik dan terpuji menurut syarak dan akal, perbuatan itu dinamakan akhlak yang mulia. Sebaliknya apabila terkeluar perbuatan yang buruk, ia dinamakan akhlak yang buruk.
Pengertian Akhlak Menurut Islam
Islam mempunyai dua sumber iaitu Al-Quran dan As-Sunnah yang menjadi pegangan dalam menentukan segala urusan dunia dan akhirat. Kedua- dua sumber itulah juga yang menjadi sumber akhlak Islamiyyah. Prinsip-prinsip dan kaedah ilmu akhlak Islam semuanya didasarkan kepada wahyu yang bersifat mutlak dan tepat neraca timbangannya.
Apabila melihat perbahasan bidang akhlak Islamiyyah sebagai satu ilmu berdasarkan kepada dua sumber yang mutlak ini, dapatlah dirumuskan definisinya seperti berikut:
“Satu ilmu yang membahaskan tatanilai, hukum-hukum dan prinsip-prinsip tertentu bagi mengenalpasti sifat-sifat keutamaan untuk dihayati dan diamalkan dan mengenalpasti sifat-sifat tercela untuk dijauhi dengan tujuan membersihkan jiwa berasaskan wahyu Ilahi bagi mencapai keredhaan Allah (Ridwaanullah).”
Manakala akhlak pula dapatlah kita rumuskan sebagai satu sifat atau sikap keperibadian yang melahirkan tingkah laku perbuatan manusia dalam usaha membentuk kehidupan yang sempurna berdasarkan kepada prinsip- prinsip yang telah ditetapkan oleh Allah.
Dengan kata lain, akhlak ialah suatu sistem yang menilai perbuatan zahir dan batin manusia baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara manusia dengan baik secara individu, kumpulan dan masyarakat dalam interaksi hidup antara manusia dengan Allah, manusia sesama manusia, manusia dengan haiwan, dengan malaikat, dengan jin dan juga dengan alam sekitar.
Skop Dan Ruang Lingkup Akhlak Dalam Islam
Dalam hidup ini ada dua nilai yang menentukan perbuatan manusia iaitu nilai baik dan buruk (good and bad), betul dan salah (true and false). Penilaian ini berlaku dalam semua lapangan kehidupan manusia. Apakah yang dimaksudkan dengan baik dan buruk, betul dan salah, benar dan palsu itu? Apakah alat pengukur yang menentukan sesuatu perbuatan itu baik atau buruk, betul atau salah, benar atau palsu? Persoalan-persoalan inilah yang akan dijawab oleh ilmu akhlak.
Matlamat hidup manusia berbeza antara individu dengan individu lain. Ada yang menjadikan kebendaan, harta benda sebagai matlamat yang diburu dalam kehidupan. Ada pula yang menjadikan kebesaran ataupun kekuasaan, ada yang mencari nama dan kemasyhuran. Ada juga yang berusaha mencai ilmu pengetahuan dan ada pula golongan yang memandang remeh terhadap kehidupan tersebut, sebaliknya bersifat zuhud di dunia; memadai dengan kehidupan yang sederhana. Mereka lebih menumpukan peningkatan rohaniyyah dengan mementingkan persoalan hidup akhirat.
Perbezaan pandangan inilah yang meneyebabkan timbulnya beberapa aliran di dalam memahami akhlak. Semua pandangan ini apabila diteliti dengan saksama, tidak dapat dijadikan sebagai matlamat terakhir atau tertinggi yang seharusnya dicapai oleh manusia. Oleh itu, tentulah di sebalik pandangan atau perbezaan ituada satu matlamat hakiki yang wajib dituntut oleh manusia. Apabila sesuatu perilaku atau perbuatan manusia itu selaras dengan neraca timbangan tersebut, itulah yang dikatakan baik dan sebaliknya yang tidak selaras dengan ukuran tersebut itulah yang dikatakan buruk atau jahat dan sebagainya.
Persoalan-persoalan inilah yang menjadi skop perbahasan ilmu akhlak, iaitu ilmu yang menerangkan tentang baik dan buruk, dan juga menerangkan sesuatu yang sepatutnya dilakukan oleh seseorang dalam perjalanan hidupnya di dunia ini. Ilmu ini juga cuba menerangkan matlamat yang seharusnya dituju oleh manusia dan juga menggariskan jalan-jalan yang seharusnya dilalui untuk melaksanakan sesuatu dalam hidup ini.
Jelaslah bahawa fungsi akhlak ialah mengkaji dan meneliti aspek perilaku dan perbuatan manusia. Ia menilai dari segi baik atau buruknya perbuatan itu, apa yang patut dan apa yang tidak patut dilakukan oleh seseorang. Semua yang berlaku pada manusia bersifat tidak iradi (bukan dengan ikhtiar) seperti pernafasan, detik jantung dan sebagainya tidak termasuk dalam skop ilmu akhlak. Jadi tidaklah boleh diberi nilai atau hukuman ke atas perkara ini sebagai baik atau buruk.
Segala tindakan manusia yang dilakukan secara sedar dan dengan ikhtiar, sama ada hubungan dengan Allah, hubungan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, hubungan dengan diri sendiri dan sebagainya, semuanya mengandungi nilai akhlak. Segala tindakan manusia baik yang berupa peribadi mahupun bersifat sosial, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya mengandungi nilai akhlak yang diambil kira dan dipertanggungjawabkan kepada kepada mereka yang terlibat di dalam dalamnya. Nilai akhlak yang buruk akan diberikan balasan siksa.
Jadi bidang akhlak itu hanya meliputi perilaku perbuatan dan tindakan manusia yang dilakukan dalam lingkungan dan suasana berikut:
a. Dilakukan dengan sedar dan niat.
b. Dilakukan dengan ikhtiar sendiri.
c. Melakukannya dengan sengaja, tidak dalam keadaan lupa atau bersalah.
2. MORAL
Seterusnya saya akan menerangkan definisi moral. Moral ialah tingkah laku yang telah ditentukan oleh etika. Tingkah laku yang telah ditentukan oleh etika sama ada baik atau buruk dinamakan moral.Moral terbahagi kepada dua iaitu: :
a. Baik; segala tingkah laku yang dikenal pasti oleh etika sebagai baik.
b. Buruk; tingkah laku yang dikenal pasti oleh etika sebagai buruk.
Kemoralan merupakan sesuatu yang berkait dengan peraturan- peraturan masyarakat yang diwujudkan di luar kawalan individu (Dorothy Emmet,1979) mengatakan bahawa manusia bergantung kepada tatasusila, adat, kebiasaan masyarakat dan agama bagi membantu menilai tingkahlaku seseorang Akhlak dalam Islam menjadi penghubung yang erat dengan fenomena keimanan seseorang Islam.
Sebagaimana maksud hadis :
“Rasulullah telah ditanya oleh seseorang: “Siapakah orang mukmin yang paling afdhal mempunyai kelebihan imannya? Jawab baginda: Orang yang paling baik akhlaknya”.
3. PERBEZAAN DI ANTARA AKHLAK DAN MORAL
Menurut istilah, moral berasal daripada bahasa latin iaitu moralis atau mores iaitu jamak kepada perkataan mos yang bererti kebiasaan iaitu perbuatan, budi pekerti dan perangai. Dictionary of Education menyatakan bahawa moral ialah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atau buruk.
Manakala perkataan etika pula berasal daripada bahasa Yunaniethikos daripada ethos yang juga membawa erti adapt kebiasaan, perangai dan sebagainya. Kedua-dua istilah ini adalah bermaksud tatasusila, peraturan dan norma-norma yang mengukur tentang baik buruknya, salah atau betulnya sesuatu perbuatan manusia. Ia merupakan tindakan lahiriyyah manusia dalam hubungan sesama manusia berdasarkan kepada pemikiran dan pandangan sesuatu kumpulan, masyarakat, pada sesuatu kumpulan, masyarakat, pada sesuatu masa dan tempat tertentu. Nilai-nilaian bersifat relative, subjektif dan temporal. Oleh itu, ia mungkin berubah menurut sesuatu lingkungan pemikiran, suasana dan tempat.
Secara harfiahnya, kedua-dua istilah tersebut dapatlah disamakan dengan istilah akhlak daripada bahasa Arab yang membawa erti perangai, tingkah laku, perilaku, tatasusila dan budi pekerti.
Islam sebagai agama yang syumul, komprehensif dan sempurna, menjadikan akhlak sebagai satu cabang yang asasi dalam program hidup individu, malah ia merupakan tuntutan wajib bagi setiap orang.
Ilmu akhlak berusaha membina dan memupuk rohaniah manusia,, membina insaniyyah, membentuk tingkah laku dan mengarahkan individu ke arah kebaikan dan ketinggian di samping mengingakan bahaya-bahaya keburukan dan kejahatan supaya masing-masing berusaha menjauhkan diri daripada terjebak dengan pengaruh-pengaruh sifat negatif.
Oleh kerana ilmu akhlak ini menyentuh tentang tingkah laku manusia, tentang ketinggian budi dan rohaniah, ia juga dinamakan Ilmu Al-Suluk (Ilmu Tingkah Laku),Ilmu Hikmah dan Ilmu Tahdhib Al-Akhlak (Ilmu Penceriaan Akhlak). Jika dihubungkan ilmu ini dengan agama, tidak menjadi salah jika kita menamakan ilmu ini sebagai Ilmu Aqliyy.
Untuk mencapai cita-cita pembinaan akhlak dan rohaniah manusia, Islam telah menggariskan beberapa prinsip utama; antaranya lainnya ialah:
a) Beriman kepada Allah
b) Membenarkan risalah Muhammadiyyah dan mengamalkannya serta menjadikannya uswah hasanah.
c) Membenarkan Al-Quran Al-Karim dan As-Sunnah beserta dengan mengamalkan dan berakhlak dengan perintah dan arahan kedua-duanya.
d) Niat baik dan benar dalam melaksanakan tingkah laku yang baik
e) Sentiasa prihatin terhadap hukum halal haram
f) Berusaha mencari ilmu yang bermanfaat.
g) Keadilan syarak
h) Beriman dengan kebangkitan dan hari akhirat
Demikianlah beberapa prinsip utama yang wajib dijadikan sebagai tempat berpijak bagi seseorang Muslim dalam kehidupan ini. Prinsip-prinsip tersebut jelas kepada kita merangkumi semua aspek rohaniyyah dan jasmaniyyah yang bersifat mutlak dan tepat penilaiannya. Oleh itu, bagi mencapai akhlak yang mulia dan diredhai oleh Allah seseorang itu wajib beramal dan berpegang kepada prinsip-prinsip tersebut. Apa yang penting ialah seseorang itu ialah sentiasa berhati-hati dalam menjalani hidup dengan mengarahkan pemikiran, pandangan dan amlan ke arah yang positif sesuai denganprinsip-prinsip tersebut. Serta sedaya upaya mungkin menghindarkan diri dari sifat-sifat dan gejala negatif.
Sekarang dapat dilihat persamaan antara ilmu akhlak, moral dan etika, iaitu menetukan hukum atau nilai perbuatan manusia dengan keputusan baik atau buruk. Perbezaannya pula terletak pada ukuran masing-masing, di mana ilmu akhlak dalam menilai perbuatan manusia menurut ukuran Al-Quran dan As-Sunnah, etika dengan pertimbangan akal fikiran dan moral dengan adat kebiasaan yang umum berlaku dalam masyarakat.
Dengan ahklak yang baik juga Umat Islam pada hari ini mungkin akan menjadi contoh dan ikutan bagi penganut-penganut agama lain untuk mereka mendekat kan diri dengan Islam dan inilah sebenarnya yang diajar oleh Rasulullah kepada umatnya agar sentiasa menjaga kesyumulan Islam itu sendiri.